Selasa, 04 Februari 2020

LAPORAN ANALISIS KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I








DISUSUN OLEH :
M. RIYO AGUNG KURNIA
(NIM : A1C118011)
         
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020


 VII.       Manfaat Praktikum
 Adapun manfaat dilakukannya praktikum ini yaitu :
1.      Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip dasar analisa kualitatif dalam  kimia organik
2.      Praktikan dapat  mengetahui dan memahami tahapan  kerja analisa dalam suatu  senyawa organik mulai dari unsur hidrogen, karbon, belerang, nitrogen, dan halogen. Serta penentuan kelas kelarutannya
3.    Praktikan dapat mempelajari cara menganalisa beberapa senyawa unknown

VIII. Prosedur Percobaan
XI.     Data Pengamatan
  9.1  Analisis Unsur
              9.1.1   Kabon dan Hidrogen
No
Langkah Kerja
Hasil
1
Dipanaskan 1-2 garam serbuk CuO
Tidak terjadi perubahan apapun dan terlihat kering.
2
Ditambahkan Gula dengan jumlah 1/10 dari CuO
Gula meleleh dan bercampur dengan serbuk CuO
3
Dimasukan ke tabung reaksi pyrex yang telah dirangkai dengan pipa pengalir gas. Dialirkan kedalam tabung yang berisi Ca(OH)2 10 ml.
Mengeluarkan asap, gelembung gas dan titik-titik air di sekitar dinding tabung reaksi.
                                                                                                                                                            
             9.1.2        Halogen
 a.       Tes Beilstein
No
Langkah Kerja
Hasil
1
Kawat Cu dipanaskan
Terjadi perubahan warna menjadi merah bata.
2
Ditambahkan 2 tetes n-heksana lalu  dipanaskan .
Terjadi perubahan warna menjadi orange

b.      Tes CaO
No
Langkah Kerja
Hasil
1
Dipanaskan kulit telur dalam tabung reaksi. Ditetesi n-heksana dan didihkam dengan air suling kemudian ditambahkan HNO3 encer
Larutan menjadi jernih, mengeluarkan bau dan timbul gelembung disekitar kulit telur

9.2  Metoda leburan dengan  Natrium
            1.      Belerang
No
Langkah Kerja
Hasil
1
Dipanaskan kulit telur dalam tabung reaksi. Ditetesi n-heksana dan didihkam dengan air suling kemudian ditambahkan HNO3 encer
Larutan menjadi jernih, mengeluarkan bau dan timbul gelembung disekitar kulit telur

             2.      Nitrogen
No
Langkah Kerja
Hasil
1
Ditambah 5 FeSO4 dalam 3 ml larutan L kemudian ditambah FeCl3 1 tetes dan KF 10% 5 tetes kemudian ditambah 1-2 ml NaOH 10% dan asam sulfat encer
Larutan yang awalnya berwarna hitam berubah menjadi kuning bening dan terjadinya endapan yang berwarna biru berlin
    
              3.      Halogen
No
Langkah Kerja
Hasil
1
Larutan  diasamkan dengan HNO3 encer, dididihkan untuk menghilangkan HCN kemudian ditambah H2S+AgNO3 encer lalu dididihkan lagi
Terdapat endapan yang banyak berwarna coklat kehitaman

    9.3    Penentuan Kelas Kelarutan
             1.      Kelarutan dalam air
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml suling diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan gula larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml air suling diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi bening (+) dan larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

               2.      Kelarutan dalam eter

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml eter diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan  larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml eter dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml eter dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml eter dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih  (+) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml eter dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan larut
             
               3.      Kelarutan dalam NaOH 10%
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh(+) dan tidak larut
               
               4.      Kelarutan NaHCO3 5%
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
ada gas CO2 (-)
               
               5.      Kelarutan dalam HCL
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

               6.      Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi kuning kecoklatan(+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan berwarna orange

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi berwarna orange (+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi keruh tidak berwarna (-)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi warna merah hati (+)

               7.      Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 teetes minyak + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan mengendap

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

X.       Pembahasan

10.1 Analisa Unsur
Dalan kehidupan ini, senyawa organik memiliki peranan dalam menjaga keberlangsungan kehidupan. Banyaknya senyawa organik yang ada, mengharuskan kita untuk  mengenalnya. Dengan melakukan identifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa organik maka dapat ditentukan sifat kelarutan senyawa dalam pelarut tertentu. Kelarutan setiap senyawa berbeda-beda tergantung sifat dan struktur senyawa tersebut. dengan mengetahui tingkat kelarutan dari setiap senyawa, dapat diperkirakan bereaksinya suatu senyawa dengan senyawa lain. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)
Berdasarkan hal diatas dilakukanlah percobaan untuk menganalisis beberapa unsur-unsur organik yaitu sebagai berikut:
10.1.1 Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan ini, digunakan serbuk CuO yang dikeringkan. Ketika dikeringkan tidak terjadi perubahan apapun. Kemuadian ditambahkan gula kedalamnya selagi hangat. Ketita gula ditambahkan, gula meleleh dan bercampur dengan CuO. Setelahnya dipindahkan kedalam tabung reaksi yang telah dilengkapi pipa pengalir dan sumbat. Kemudian di hubungkan ke tabung  reaksi lain yang berisikan Ca(OH)2 dan dipanaskan. Ketika dipanaskan, campuran tersebut mulai bereaksi dimana timbul gelembung dan uap air di dinding pipa pengalir. Hal tersebut menandakan adanya keberadaan karbon dan hidrogen.
Menurut tim kimia Organik I (2020), Untuk menentukan kandungan hidrogen dan karbon yang terdapat dalam suatu senyawa dilakukan dengan menambahkan tembaga(II) oksida kedalam sampel senyawa dan memanaskannya. Pemanasan ini akan menghasilkan CO2 yang artinya terdapat H2O dan karbon.
Dengan pemanasan unsur karbon akan bereraksi dengan CuO sehingga menimbulkan gelembung gas. Sementara unsur hidrogen terdapat pada uap air yang berada didinding pipa pengalir. Ca(OH)2 akan berekasi dengan gelembung gas (CO2) dari pemanasan tersebut. Rekasi antara Ca(OH)2 dengan CO2 akan membentuk endapan CaCO3. Berikut reaksi yang terjadi :
C6H12O6 + 24CuO è 12 CO2 (g) + 11H2O(l) + 24 Cu(s)

CO2 + Ca(OH)2 è CaCO3 + H2O

10.1.2 Halogen
            Penentuan halogen pada percobaan ini digunakan 2 macam pengujian yaitu :
1.      Tes Beilstein
Percobaan ini dilakukan dengan melihat warna nyala yang dihasilkan dari kawat tembaga. Ketika kawat tembaga dibakar diatas cawan porselen. Warna nyala dari tembaga yaitu merah. Setelah didinginkan beberapa saat, diteteskan CCl4 ( diganti dengan N-Hexane) yang berfungsi untuk mensterilkan kawat tembaga dari zat pengotor. Kemudian dipanaskan kembali, menghasilkan warna silver pada kawat tembaga.
2.      Tes CaO
Berbeda dengan tes beilstein denga melihat warna nyala, tes CaO dilakukan dengan melihat larutan yang dihasilkan. Tes CaO pada percobaan ini digunakan cangkang telur sebagai pengganti CaO. Ketika cangkang telur dipanaskan tidak terjadi perubahan apapun. Kemudian ketika ditambahkan dengan CCl4 ,larutan menimbulkan bau yang menyengat dan gelembung gas yang dihasilkan semakin banyak sampai memenuhi tabung reaksi. Kemudian setelah didinginkan, ditambahkan HNO3 encer. Larutan yang dihasilkan adalah jernih.

10.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium
Menurut tim kimia Organik I (2020), senyawa seperti belerang dan nitrogen dapat dilakukan leburan natrium untuk mengetahuinya. Leburan natrium dibuat dengan logam natrium. Berikut reaksinya :
C,H,O,N,X dan S + Na ==è NaCN, NaOH, NaX, Na2S.
                                                     (Larutan Lassaigne)
Metoda dengan leburan natrium, dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
      1.      Belerang
Pada percobaan ini saat mengasamkan larutan L dengan asam asetat, kemudian didihkan sehingga menimbulkan bau yang menyengat. Kemudian, ditetesi Pb-asetat 10%, dan setelahnya terbentuk endapan putih di dasar larutan. Setelah itu ditambahkan dengan Na-nitroposid. Menurut literatur yang dibaca, warna larutan seharusnya coklat untuk menandakan adanya belerang pada larutan tersebut. Namun pada kenyataannya larutan yang terbentuk berwarna putih. Berikut reaksinya :
Na2S + CH3COOH + Pb(CH3COO)2 è PbS + 2(CH3COONa)

2.      Nirogen
Pada percobaan ini digunakan putih telur untuk menggantikan larutan L. Pada Saat ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4, 1 tetes FeCl3 dan dan KF 10% sebnyak 5 tetes kedalam 3 ml larutan L dan menghasilkan perubahan warna menjadi hitam kecoklatan. Setelahnya ditambahkan 1-2 ml NaOH 10% menhasilkan warna kuning dan kemudian dididihkan. Setelah didihkan ditambahkan dengan asam sulfat encer dan menghasilkan warna biru berlin.Warna biru tersebut menunjukkan adanya nitrogen dalam larutan tersebut.

3.      Halogen
Pada saat larutan L sebnyak 3 ml ditambahkan dengan HNO3 encer, larutan berubah menjadi putih keruh dan menimbulkan bau menyengat. Bau tersebut menunjukkan adanya H2S dalam larutan. Setelahnya didihkan untuk menghilangkan H2S yang terbentuk setelah didih larutan berubah jadi warna kekuningan. Setelah itu, ditambahkan AgNO3 encer menghasilkan perubahan warna menjadi kecoklatan dan didihkan kembali sehingga warna coklat mengendap. Endapan berwarna coklat tersebut menunjukkan adanya halogen didalam larutan.

10.1.4 Penentuan Kelas Kelarutan
Kemampuan suatu zat tertentu untuk dapat larut dalam pelarut tertentu disebut kelarutan. Penentuan kelas kelarutan dalam percobaan ini ada 7 pelarut yang digunakan  yaitu :
      1.      Kelarutan dalam Air
Penentuan kelas kelarutan yang pertama yaitu didalam air. Ada 5 bahan yang digunakan yaitu gula, garam, tepung, putih telur dan minyak. Pada percobaan ini, dimasukkan 3 tetes zat cair / 0,1 gram zat padat Apabila larutan yang terbentuk jernih berarti ia larut dalam air sedangkan jika keruh, berarti ia tidak larut dalam air. Air adalah senyawa polar jika  zat yang terlarut dalamnya jernih berarti zat tersebut bersifat polar. Pada percobaan ini, yang kelarutannya jernih yaitu garam dan gula sementara tepung, minyak dan putih telur larutannya keruh. Minyak tidak dapat larut dalam air sebab air adalah senyawa polar dan minyak adalah senyawa non polar sehingga larutan non polar tidak dapat larut dalam pelarut polar. Massa jenis minyak yang lebih rendah disbanding air menyebabkan minyak berada pada permukaan air.

2.      Kelarutan dalam Eter
Pada percobaan ini juga digunakan bahan yang sama seperti yang digunakan dalam air. Pada percobaan ini, dimasukkan 3 tetes zat cair / 0,1 gram zat padat Apabila larutan yang terbentuk jernih berarti ia larut dalam eter sedangkan jika keruh, berarti ia tidak larut dalam eter. Senyawa yang larut dalam eter yaitu minyak dan putih telur. Sementara gula tepung dan garam tidak larut. Minyak dapat larut dikarenakan minyak termasuk lipid yang tidak larut dalam pelarut polar seperti air namun dapat larut dalam pelarut non polar seperti eter,benzene, dan hidrokarbon lainnya. Minyak dan eter mempunyai tingkat polaritas yang sama, minyak adalah non polar dan eter juga bersifat non polar sehingga dapat larut dengan baik.


3. Kelarutan Dalam NaOH 
Percobaan ini menggunakan ada 5 bahan yang digunakan seperti sebelumnya. Apabila larutan yang terbentuk jernih berarti ia larut dalam air sedangkan jika keruh, berarti ia tidak larut dalam air.Berdasarkan pengamatan, senyawa yang larutannya jernih ketik dimasukan dalam NaOH yaitu gula. Sementara garam, minyak, tepung dan putih telur tidak larut dalam NaOH. Hal ini terjadi dikarenakan sifat like dissolve like yaitu larutan akan larut pada pelarut dengan sifat yang sama.

4. Kelarutan Dalam NaHCO3
Pada percobaan ini digunakan juga 5 senyawa untuk menentukan kelarutan masing-masing yaitu minyak,gula,garam,tepung,dan putih telur.Gula dan garam larut dalam NaHCO3 dan juga menimbulkan gelembung gas yaitu gas CO2. Sementara minyak dan tepung tidak menghasilkan gas dan juga membentuk larutan keruh.

5.   Kelarutan Dalam HCl
Sampel yang digunakan sama dengan percobaan sebelumnya. Pada sampel minyak, ia larut dalam pelarut HCl, begitu pula dengan gula dan garam menghasilkan larutan yang jernih yang artinya ia larut dalam HCl. Tepung dan putih telur juga larut dalam pelarut ini.

6.   Kelarutan Dalam H2SO4
Pelarut selanjutnya yaitu H2SO4, Pada sampel pertama yaitu gula larutan berubah menjadi kuning kecoklatan. Pada sampel minyak, ia larut dalam pelarut dengan warna orange. Pada sampel Tepung larutan berwarna orange sementara pada sampel putih telur berwarna merah hati. Dan pada garam, larutannya keruh menandakan ia tidak larut dalam pelarut H2SO4.

7.  Kelarutan Dalam H3PO4
Pada percobaan ini semua sampel baik itu minyak, gula, garam, putih telur, dan tepung menghasilkan larutan yang jernih. Artinya seluruh sampel dapat melarut dengan baik pada pelarut ini.



XI.    Pertanyaan Pasca praktikum

1.      Pada percobaan halogen dengan menggunakan tes beilstein, warna nyala kawat tembaga setelah dipanaskan berwarna silver, sedangkan menurut literature, warna nyala dari tembaga adalah hijau. Apa kah berpengaruh menggantikan CCl4 dengan n- hexane terhadap warna nyala yang dihasilkan?
2.      Pada percobaan belerang dengan menggunakan metoda leburan, warna larutan yang dihasilkan adalah endapan berwarna putih. Sedangkan endapan belerang seharusnya berwarna coklat? Apakah faktor yang mempengaruhi perbedaan ini?
3.      Pada tes CaO untuk menentukan keberadan halogen, digunakan AgNO3 di akhir prosedur. Apa yang menandakan keberadaan halogen pada percobaan tersebut dan apa fungsi penambahan AgNO3?



XII.    Kesimpulan
Dari percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Ada beberapa prinsip yang dapat dilakukan dalam menganalisa kualitatif yaitu dengan analisa unsur, tes kelarutan, dan uji nyala dengan menggunakan sampel tertentu.
2.      Setiap unsur memiliki warna nyala yang berbeda-beda dengan kelarutan yang berbeda pula.
3.      Analisa kualitatif dapat digunakan untuk menganalisis senyawa yang tidak diketahui.

XIII. Daftar Pustaka
Antonny,willbraham.2007. Kimia Organik. Bandung: ITB

Fessenden,R.J. and J.S. Fessenden. 2017. Kimia Organik Dasar Edisi ketiga. Erlangga : Jakarta

Rositawati,Agustina.2013.Rekrestalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri. Demak : Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. No 02

Tim Kimia Organik.2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi

Syamsurizal.,2019, Analisis Kualitatif SenyawaOrganik (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ , Diakses Pada 26 Januari 2020).

XIV.        Lampiran


Menimbang CaO
Memanaskan kawat tembaga

Merangkai pipa pengalir gas dengan sumbat

Memanaskan kulit telur

Meneteskan n-hexana

Berikut adalah vidio rangkaian percobaan dan hasil dari percobaan yang dilakukan 

https://youtu.be/IJ0i_M-svsY


3 komentar:

  1. Saya Lisna Wiranti dengan nim A1C118001 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Jadi pada percobaan tes CaO biasanya setelah ditambahkan AgNO3 maka larutan akan berubah menjadi keruh kecoklatan ini yang menandakan adanya unsur halogen. AgNO3 ini menjadi pertanda adanya perubahan warna larutan pada tes CaO.
    Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Perkenalkan nama saya Dea Ristria Ariani dengan NIM: A1C118003. Saya akan coba membantu menjawab pertanyaan nomor 1. Jawabannya penggantian CCl4 dengan n- Hexana sangat berpengaruh. Hal ini disebabkan karena penggunaan CCl4 yg seharusnya itu untuk mengidentifikasi unsur halogen yang di miliki senyawa CCl4 itu sendiri. Namun dengan pengantian menjadi n-heksana yang tidak memiliki unsur halogen saya rasa kurang tepat sehingga menghasilkan warna nyala silver , yang seharusnya itu warna nyala nya hijau.

    BalasHapus
  3. Perkenalkan Nama saya Marta Febryza Manalu Rambe dengan NIM A1C118037 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Pada saat uji belerang memang seharusnya didapatkan warna coklat karena albumin terkoagulasi oleh panas dan mengandung Pbs.Faktor yang mempengaruhinya dapat berupa karena adanya penggantian indikator dari CCl4 menjadi n-hexane ataupun kurang mahirnya praktikan.

    BalasHapus

Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I DISUSUN OLEH : M. RIYO AG...

Jurnal Praktikum 1