LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
M.
RIYO AGUNG KURNIA
(NIM
: A1C118011)
DOSEN
PENGAMPU:
Dr.
Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dilakukannya praktikum ini yaitu :
1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip dasar analisa kualitatif dalam kimia organik
2. Praktikan dapat mengetahui dan memahami tahapan kerja analisa dalam suatu senyawa organik mulai dari unsur hidrogen, karbon, belerang, nitrogen, dan halogen. Serta penentuan kelas kelarutannya
3. Praktikan dapat mempelajari cara menganalisa beberapa senyawa unknown
VIII. Prosedur Percobaan
VIII. Prosedur Percobaan
Dapat dilihat pada link dibawah ini :
https://mriyoagungkurnia.blogspot.com/2020/01/jurnal-praktikum-kimia-organik-i.html?m=1
https://mriyoagungkurnia.blogspot.com/2020/01/jurnal-praktikum-kimia-organik-i.html?m=1
XI. Data Pengamatan
9.1 Analisis Unsur
9.1.1 Kabon
dan Hidrogen
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan 1-2 garam serbuk CuO
|
Tidak terjadi perubahan apapun dan terlihat kering.
|
2
|
Ditambahkan Gula dengan jumlah 1/10 dari CuO
|
Gula meleleh dan bercampur dengan serbuk CuO
|
3
|
Dimasukan ke tabung reaksi pyrex yang telah
dirangkai dengan pipa pengalir gas. Dialirkan kedalam tabung yang berisi
Ca(OH)2 10 ml.
|
Mengeluarkan asap, gelembung gas dan titik-titik air
di sekitar dinding tabung reaksi.
|
9.1.2
Halogen
a.
Tes
Beilstein
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1
|
Kawat Cu dipanaskan
|
Terjadi perubahan
warna menjadi merah bata.
|
2
|
Ditambahkan 2 tetes
n-heksana lalu dipanaskan .
|
Terjadi perubahan
warna menjadi orange
|
b.
Tes
CaO
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan
kulit telur dalam tabung reaksi. Ditetesi n-heksana dan didihkam dengan air
suling kemudian ditambahkan HNO3 encer
|
Larutan
menjadi jernih, mengeluarkan bau dan timbul gelembung disekitar kulit telur
|
9.2 Metoda
leburan dengan Natrium
1.
Belerang
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan
kulit telur dalam tabung reaksi. Ditetesi n-heksana dan didihkam dengan air
suling kemudian ditambahkan HNO3 encer
|
Larutan
menjadi jernih, mengeluarkan bau dan timbul gelembung disekitar kulit telur
|
2.
Nitrogen
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1
|
Ditambah
5 FeSO4 dalam 3 ml larutan L kemudian ditambah FeCl3 1
tetes dan KF 10% 5 tetes kemudian ditambah 1-2 ml NaOH 10% dan asam sulfat
encer
|
Larutan
yang awalnya berwarna hitam berubah menjadi kuning bening dan terjadinya
endapan yang berwarna biru berlin
|
3.
Halogen
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1
|
Larutan
diasamkan dengan HNO3
encer, dididihkan untuk menghilangkan HCN kemudian ditambah H2S+AgNO3
encer lalu dididihkan lagi
|
Terdapat
endapan yang banyak berwarna coklat kehitaman
|
9.3 Penentuan
Kelas Kelarutan
1. Kelarutan
dalam air
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram gula + 3ml suling diaduk kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan gula larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes minyak + 3ml air suling diaduk kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram tepung + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram garam + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi bening (+) dan larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes putih telur + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
2. Kelarutan
dalam eter
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram gula + 3ml eter diaduk kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes minyak + 3ml eter dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram tepung + 3ml eter dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram garam + 3ml eter dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan tidak larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes putih telur + 3ml eter dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan larut
|
3. Kelarutan dalam NaOH 10%
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram gula + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan larut
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes minyak + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram tepung + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram garam + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes putih telur + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh(+) dan tidak larut
|
4. Kelarutan NaHCO3 5%
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml NaHCO3
5% diaduk kuat-kuat
|
Tidak ada gas CO2
(-)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml NaHCO3
5% diaduk kuat-kuat
|
Tidak ada gas CO2
(-)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml NaHCO3
5% diaduk kuat-kuat
|
Tidak ada gas CO2
(-)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml NaHCO3
5% diaduk kuat-kuat
|
Tidak ada gas CO2
(-)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml
NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
|
ada gas CO2
(-)
|
5. Kelarutan dalam HCL
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml HCL
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml HCL
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung+ 3ml HCL
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram garam+ 3ml HCL
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur+ 3ml HCL
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
6. Kelarutan
dalam H2SO4 pekat
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi kuning
kecoklatan(+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+) dan berwarna orange
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi berwarna
orange (+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi keruh
tidak berwarna (-)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi warna
merah hati (+)
|
7. Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi jernih
(+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 3 teetes minyak + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+) dan mengendap
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah kerja
|
Hasil
pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
X.
Pembahasan
10.1
Analisa Unsur
Dalan kehidupan ini, senyawa organik memiliki peranan
dalam menjaga keberlangsungan kehidupan. Banyaknya senyawa organik yang ada,
mengharuskan kita untuk mengenalnya.
Dengan melakukan identifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa organik
maka dapat ditentukan sifat kelarutan senyawa dalam pelarut tertentu. Kelarutan
setiap senyawa berbeda-beda tergantung sifat dan struktur senyawa tersebut.
dengan mengetahui tingkat kelarutan dari setiap senyawa, dapat diperkirakan
bereaksinya suatu senyawa dengan senyawa lain. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)
Berdasarkan hal diatas dilakukanlah percobaan untuk
menganalisis beberapa unsur-unsur organik yaitu sebagai berikut:
10.1.1 Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan ini, digunakan serbuk CuO yang dikeringkan. Ketika
dikeringkan tidak terjadi perubahan apapun. Kemuadian ditambahkan gula
kedalamnya selagi hangat. Ketita gula ditambahkan, gula meleleh dan bercampur
dengan CuO. Setelahnya dipindahkan kedalam tabung reaksi yang telah dilengkapi
pipa pengalir dan sumbat. Kemudian di hubungkan ke tabung reaksi lain yang berisikan Ca(OH)2
dan dipanaskan. Ketika dipanaskan, campuran tersebut mulai bereaksi dimana timbul
gelembung dan uap air di dinding pipa pengalir. Hal tersebut menandakan adanya
keberadaan karbon dan hidrogen.
Menurut tim kimia Organik I (2020), Untuk menentukan kandungan hidrogen
dan karbon yang terdapat dalam suatu senyawa dilakukan dengan menambahkan
tembaga(II) oksida kedalam sampel senyawa dan memanaskannya. Pemanasan ini akan
menghasilkan CO2 yang artinya terdapat H2O dan karbon.
Dengan pemanasan unsur karbon akan bereraksi dengan CuO sehingga
menimbulkan gelembung gas. Sementara unsur hidrogen terdapat pada uap air yang
berada didinding pipa pengalir. Ca(OH)2 akan berekasi dengan
gelembung gas (CO2) dari pemanasan tersebut. Rekasi antara Ca(OH)2
dengan CO2 akan membentuk endapan CaCO3. Berikut reaksi
yang terjadi :
C6H12O6
+ 24CuO è 12 CO2 (g) + 11H2O(l) + 24 Cu(s)
CO2 +
Ca(OH)2 è CaCO3 + H2O
10.1.2 Halogen
Penentuan
halogen pada percobaan ini digunakan 2 macam pengujian yaitu :
1. Tes
Beilstein
Percobaan
ini dilakukan dengan melihat warna nyala yang dihasilkan dari kawat tembaga.
Ketika kawat tembaga dibakar diatas cawan porselen. Warna nyala dari tembaga
yaitu merah. Setelah didinginkan beberapa saat, diteteskan CCl4 (
diganti dengan N-Hexane) yang berfungsi untuk mensterilkan kawat tembaga dari
zat pengotor. Kemudian dipanaskan kembali, menghasilkan warna silver pada kawat
tembaga.
2.
Tes CaO
Berbeda
dengan tes beilstein denga melihat warna nyala, tes CaO dilakukan dengan
melihat larutan yang dihasilkan. Tes CaO pada percobaan ini digunakan cangkang
telur sebagai pengganti CaO. Ketika cangkang telur dipanaskan tidak terjadi
perubahan apapun. Kemudian ketika ditambahkan dengan CCl4 ,larutan
menimbulkan bau yang menyengat dan gelembung gas yang dihasilkan semakin banyak
sampai memenuhi tabung reaksi. Kemudian setelah didinginkan, ditambahkan HNO3
encer. Larutan yang dihasilkan adalah jernih.
10.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium
Menurut tim kimia Organik I (2020), senyawa seperti belerang dan
nitrogen dapat dilakukan leburan natrium untuk mengetahuinya. Leburan natrium
dibuat dengan logam natrium. Berikut reaksinya :
C,H,O,N,X
dan S + Na ==è NaCN, NaOH, NaX, Na2S.
(Larutan Lassaigne)
Metoda
dengan leburan natrium, dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1.
Belerang
Pada
percobaan ini saat mengasamkan larutan L dengan asam asetat, kemudian didihkan sehingga
menimbulkan bau yang menyengat. Kemudian, ditetesi Pb-asetat 10%, dan
setelahnya terbentuk endapan putih di dasar larutan. Setelah itu ditambahkan
dengan Na-nitroposid. Menurut literatur yang dibaca, warna larutan seharusnya
coklat untuk menandakan adanya belerang pada larutan tersebut. Namun pada kenyataannya
larutan yang terbentuk berwarna putih. Berikut reaksinya :
Na2S
+ CH3COOH + Pb(CH3COO)2 è
PbS + 2(CH3COONa)
2. Nirogen
Pada
percobaan ini digunakan putih telur untuk menggantikan larutan L. Pada Saat
ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4, 1 tetes FeCl3 dan dan
KF 10% sebnyak 5 tetes kedalam 3 ml larutan L dan menghasilkan perubahan warna
menjadi hitam kecoklatan. Setelahnya ditambahkan 1-2 ml NaOH 10% menhasilkan
warna kuning dan kemudian dididihkan. Setelah didihkan ditambahkan dengan asam
sulfat encer dan menghasilkan warna biru berlin.Warna biru tersebut menunjukkan
adanya nitrogen dalam larutan tersebut.
3. Halogen
Pada
saat larutan L sebnyak 3 ml ditambahkan dengan HNO3 encer, larutan
berubah menjadi putih keruh dan menimbulkan bau menyengat. Bau tersebut
menunjukkan adanya H2S dalam larutan. Setelahnya didihkan untuk
menghilangkan H2S yang terbentuk setelah didih larutan berubah jadi
warna kekuningan. Setelah itu, ditambahkan AgNO3 encer menghasilkan
perubahan warna menjadi kecoklatan dan didihkan kembali sehingga warna coklat
mengendap. Endapan berwarna coklat tersebut menunjukkan adanya halogen didalam
larutan.
10.1.4 Penentuan Kelas Kelarutan
Kemampuan
suatu zat tertentu untuk dapat larut dalam pelarut tertentu disebut kelarutan. Penentuan
kelas kelarutan dalam percobaan ini ada 7 pelarut yang digunakan yaitu :
1. Kelarutan
dalam Air
Penentuan kelas kelarutan yang
pertama yaitu didalam air. Ada 5 bahan yang digunakan yaitu gula, garam,
tepung, putih telur dan minyak. Pada percobaan ini, dimasukkan 3 tetes zat cair
/ 0,1 gram zat padat Apabila larutan yang terbentuk jernih berarti ia larut
dalam air sedangkan jika keruh, berarti ia tidak larut dalam air. Air adalah
senyawa polar jika zat yang terlarut
dalamnya jernih berarti zat tersebut bersifat polar. Pada percobaan ini, yang
kelarutannya jernih yaitu garam dan gula sementara tepung, minyak dan putih
telur larutannya keruh. Minyak tidak dapat larut dalam air
sebab air adalah senyawa polar dan minyak adalah senyawa non polar sehingga
larutan non polar tidak dapat larut dalam pelarut polar. Massa jenis minyak
yang lebih rendah disbanding air menyebabkan minyak berada pada permukaan air.
2. Kelarutan dalam Eter
Pada percobaan ini juga digunakan bahan yang sama seperti yang digunakan dalam air. Pada percobaan ini, dimasukkan 3 tetes zat cair / 0,1 gram zat padat Apabila larutan yang terbentuk jernih berarti ia larut dalam eter sedangkan jika keruh, berarti ia tidak larut dalam eter. Senyawa yang larut dalam eter yaitu minyak dan putih telur. Sementara gula tepung dan garam tidak larut. Minyak dapat larut dikarenakan minyak termasuk lipid yang tidak larut dalam pelarut polar seperti air namun dapat larut dalam pelarut non polar seperti eter,benzene, dan hidrokarbon lainnya. Minyak dan eter mempunyai tingkat polaritas yang sama, minyak adalah non polar dan eter juga bersifat non polar sehingga dapat larut dengan baik.
2. Kelarutan dalam Eter
Pada percobaan ini juga digunakan bahan yang sama seperti yang digunakan dalam air. Pada percobaan ini, dimasukkan 3 tetes zat cair / 0,1 gram zat padat Apabila larutan yang terbentuk jernih berarti ia larut dalam eter sedangkan jika keruh, berarti ia tidak larut dalam eter. Senyawa yang larut dalam eter yaitu minyak dan putih telur. Sementara gula tepung dan garam tidak larut. Minyak dapat larut dikarenakan minyak termasuk lipid yang tidak larut dalam pelarut polar seperti air namun dapat larut dalam pelarut non polar seperti eter,benzene, dan hidrokarbon lainnya. Minyak dan eter mempunyai tingkat polaritas yang sama, minyak adalah non polar dan eter juga bersifat non polar sehingga dapat larut dengan baik.
3. Kelarutan
Dalam NaOH
Percobaan ini menggunakan ada 5
bahan yang digunakan seperti sebelumnya. Apabila larutan yang terbentuk jernih
berarti ia larut dalam air sedangkan jika keruh, berarti ia tidak larut dalam
air.Berdasarkan pengamatan, senyawa yang larutannya jernih ketik dimasukan
dalam NaOH yaitu gula. Sementara garam, minyak, tepung dan putih telur tidak
larut dalam NaOH. Hal ini terjadi dikarenakan sifat like dissolve like yaitu
larutan akan larut pada pelarut dengan sifat yang sama.
4. Kelarutan
Dalam NaHCO3
Pada percobaan ini digunakan juga 5
senyawa untuk menentukan kelarutan masing-masing yaitu
minyak,gula,garam,tepung,dan putih telur.Gula dan garam larut dalam NaHCO3
dan juga menimbulkan gelembung gas yaitu gas CO2. Sementara minyak
dan tepung tidak menghasilkan gas dan juga membentuk larutan keruh.
5. Kelarutan
Dalam HCl
Sampel yang digunakan sama dengan
percobaan sebelumnya. Pada sampel minyak, ia larut dalam pelarut HCl, begitu
pula dengan gula dan garam menghasilkan larutan yang jernih yang artinya ia
larut dalam HCl. Tepung dan putih telur juga larut dalam pelarut ini.
6. Kelarutan
Dalam H2SO4
Pelarut selanjutnya yaitu H2SO4,
Pada sampel pertama yaitu gula larutan berubah menjadi kuning kecoklatan. Pada
sampel minyak, ia larut dalam pelarut dengan warna orange. Pada sampel Tepung
larutan berwarna orange sementara pada sampel putih telur berwarna merah hati.
Dan pada garam, larutannya keruh menandakan ia tidak larut dalam pelarut H2SO4.
7. Kelarutan
Dalam H3PO4
Pada percobaan ini semua sampel
baik itu minyak, gula, garam, putih telur, dan tepung menghasilkan larutan yang
jernih. Artinya seluruh sampel dapat melarut dengan baik pada pelarut ini.
XI.
Pertanyaan
Pasca praktikum
1. Pada
percobaan halogen dengan menggunakan tes beilstein, warna nyala kawat tembaga
setelah dipanaskan berwarna silver, sedangkan menurut literature, warna nyala
dari tembaga adalah hijau. Apa kah berpengaruh menggantikan CCl4 dengan
n- hexane terhadap warna nyala yang dihasilkan?
2. Pada
percobaan belerang dengan menggunakan metoda leburan, warna larutan yang
dihasilkan adalah endapan berwarna putih. Sedangkan endapan belerang seharusnya
berwarna coklat? Apakah faktor yang mempengaruhi perbedaan ini?
3. Pada
tes CaO untuk menentukan keberadan halogen, digunakan AgNO3 di akhir
prosedur. Apa yang menandakan keberadaan halogen pada percobaan tersebut dan
apa fungsi penambahan AgNO3?
XII.
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ada
beberapa prinsip yang dapat dilakukan dalam menganalisa kualitatif yaitu dengan
analisa unsur, tes kelarutan, dan uji nyala dengan menggunakan sampel tertentu.
2. Setiap
unsur memiliki warna nyala yang berbeda-beda dengan kelarutan yang berbeda
pula.
3. Analisa
kualitatif dapat digunakan untuk menganalisis senyawa yang tidak diketahui.
XIII. Daftar Pustaka
Antonny,willbraham.2007.
Kimia Organik. Bandung: ITB
Fessenden,R.J. and J.S. Fessenden. 2017.
Kimia Organik Dasar Edisi ketiga.
Erlangga : Jakarta
Rositawati,Agustina.2013.Rekrestalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk
Mencapai SNI Garam Industri. Demak : Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.
No 02
Tim Kimia Organik.2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Jambi: Universitas Jambi
Syamsurizal.,2019, Analisis Kualitatif SenyawaOrganik (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ , Diakses Pada 26 Januari 2020).
XIV.
Lampiran
Meneteskan n-hexana
Berikut adalah vidio
rangkaian percobaan dan hasil dari percobaan yang dilakukan
Menimbang CaO
Memanaskan kawat tembaga
Merangkai pipa pengalir gas dengan sumbat
Memanaskan kulit telur
Meneteskan n-hexana
https://youtu.be/IJ0i_M-svsY
Saya Lisna Wiranti dengan nim A1C118001 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Jadi pada percobaan tes CaO biasanya setelah ditambahkan AgNO3 maka larutan akan berubah menjadi keruh kecoklatan ini yang menandakan adanya unsur halogen. AgNO3 ini menjadi pertanda adanya perubahan warna larutan pada tes CaO.
BalasHapusTerimakasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Perkenalkan nama saya Dea Ristria Ariani dengan NIM: A1C118003. Saya akan coba membantu menjawab pertanyaan nomor 1. Jawabannya penggantian CCl4 dengan n- Hexana sangat berpengaruh. Hal ini disebabkan karena penggunaan CCl4 yg seharusnya itu untuk mengidentifikasi unsur halogen yang di miliki senyawa CCl4 itu sendiri. Namun dengan pengantian menjadi n-heksana yang tidak memiliki unsur halogen saya rasa kurang tepat sehingga menghasilkan warna nyala silver , yang seharusnya itu warna nyala nya hijau.
BalasHapusPerkenalkan Nama saya Marta Febryza Manalu Rambe dengan NIM A1C118037 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Pada saat uji belerang memang seharusnya didapatkan warna coklat karena albumin terkoagulasi oleh panas dan mengandung Pbs.Faktor yang mempengaruhinya dapat berupa karena adanya penggantian indikator dari CCl4 menjadi n-hexane ataupun kurang mahirnya praktikan.
BalasHapus